Nasiya
(55)
Dusun
: Langai
Desa
: Bulang
Kecamatan
: Gending
Kabupaten
: Probolinggo
Nenek
mengidap tumor raksasa. Namun, jauh sebelumnya oleh warga sekitarnya, ia
disangka hamil meski usianya sudah tua. Ia tidak segera dioperasi karena takut
meninggal dunia.
Nasiya
sudah mengidap tumor sejak sebelas tahun yang lalu. Namun, waktu itu masih
kecil dan masih mampu beraktifitas. Sekitar lima tahun yang lalu, perutnya
mulai membesar, sehingga oleh tetangganya, ibu dua anak tersebut dikira hamil.
Meski membesar, Nasiya enggan dioperasi. Pasalnya ia trauma dengan kejadian
yang menimpa tetangganya, dimana waktu itu tetangga sekitar rumahnya sakit
tumor dan meninggal setelah seminggu dioperasi. Saat ini kondisi nenek empat
cucu tersebut sudah parah. Tumor yang menyerangnya sudah membesar, dengan
volume kurang lebih 15 kilogram. Ia tak mampu untuk berdiri dan hanya terbaring
ditempat tidur sejak 3 bulan yang lalu. Untuk duduk saja ia harus dibantu oleh
anak dan suaminya. “Ibu selalu sesak jika bernafas. Kalau malam selalu merintih
kesakitan,” ujar Sri Wahyuni (32), anak kedua Nasiya, kemarin (29/1).
“Takut dioperasi. Takut mati,” kata Nasiya dengan nafas tersengal-sengal.Hal itu dibenarkan Jusuf (58), suaminya. Menurutnya sekitar 2007 aparat desa setempat pernah ingin membawanya untuk opname dan menjalani operasi. Namun, karena istrinya takut hal itu digagalkan. Sejak itu, Nasiya hanya periksa ke mantra kesehatan, itu pun dua tahun yang lalu. Selama ini, Nasiya hanya menjalani pengobatan alternatif atau paranormal. “Ia yakin bisa sembuh tanpa operasi. Saya kasihan dengan kondisinya, mungkin ada obat yang meringankan sakitnya,” tutur buruh tani tersebut.
Mantan Kasun Langai 1 Sanawi, membetulkan upaya dari aparat desa waktu itu. Menurutnya segala persyaratan untuk operasi, seperti surat keterangan tidak mampu (SKTM) sudah lengkap. Namun, yang bersangkutan enggan untuk dioperasi. Seiring waktu berjalan, keadaan Nasiya bukan membaik, malah bertambah parah.
Terkait hal tersebut, Kabid Pelayanan
Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Sri Wahjuni
Dyahmartiningsih, mengatakan sekitar 5 hari yang lalu petugas Puskesmas
Gending, sudah ke rumah Nasiya. Mereka bermaksud untuk merujuk Nasiya ke RSUD
Waluyojati Kraksaan. Namun, karena tidak ada keputusan dari keluarga, maka
petugas kemudian kembali ke Puskesmas. “Tak ada keputusan dari keluarganya,”
tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Meski begitu, aparat desa tetap mengusahakan pengobatan warganya tersebut. Namun, menurut Samsul Arifin, Kaur Pemerintahan Desa Bulang, saat ini pihak desa kesulitan untuk biaya pengobatan Nasiya. Pasalnya, keluarga Jusuf tidak tercaover dalam BPJS PBI atau Jamkesmas. Sementara SKTM, yang dulunya menjadi pengganti Jamkesda atau Jamkesmas saat ini sudah tidak berlaku. “Kami juga kebingungan untuk membantu keluarga tersebut. Karena SKTM sudah tak berlaku,” tuturnya.
Dyah mengatakan selama tidak ada persetujuan dari pihak penderita, maka Dinkes tidak dapat merujuk ke rumah sakit. Ia juga tidak memastikan apakah yang diderita Nasiya tersebut adalah tumor. Bisa jadi hal tersebut dikarenakan pembengkakan pada liver atau penumpukan cairan. “Tidak bisa memastikan hanya dengan melihat dari foto saja,” ujarnya.
“Kami
sudah meminta Puskesmas Gending untuk mendatangi lagi Nasiya. Namun, keputusan
akhir tetap ada pada keluarga tersebut,” pungkasnya
Ia juga membantah kalau SKTM tidak berlaku lagi. SKTM menurutnya masih tetap berlaku dan Dinkes tetap mengganggarkannya tahun ini. Surat tersebut tetap berlaku selama belum ada keputusan untuk penghentian dari Bupati. Sebab, masih banyak rumah tangga yang tidak tercover BPJS PBI.
Ia juga membantah kalau SKTM tidak berlaku lagi. SKTM menurutnya masih tetap berlaku dan Dinkes tetap mengganggarkannya tahun ini. Surat tersebut tetap berlaku selama belum ada keputusan untuk penghentian dari Bupati. Sebab, masih banyak rumah tangga yang tidak tercover BPJS PBI.
0 komentar Blogger 0 Facebook
Post a Comment