""Kita Belum Hidup Dalam Sinar Bulan Purnama , Kita Masih Hidup Di Masa Pancaroba , Tetaplah Bersemangat Elang Rajawali" ( Indonesia Raya - Indonesia Merdeka ) Maksimalkan Sumberdaya Alam - Indonesia Online

Maksimalkan Sumberdaya Alam

Penulis Dicko
Selasa 10/02/2015
talas dan pisang
Memaksimalkan Sumberdaya Alam

TIRIS - Singkong, Talas dan Pisang adalah komoditi yang mudah didapat di Desa Tiris yang luas wilayahnya mencapai 918 hektar. Hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh warga sekitar, menjadi Cemilan yang digemari. Sekira 7 home industri yang mengolah panganan tersebut pun bermunculan di Desa Tiris.

Anisa, salah satu pemilik sentra pengolahan kripik mengatakan, bahan baku untuk membuat olahan tersebut sangat mudah didapat. Sehingga, tak pernah ada istilah kekurangan bahan dalam industri yang dilakoninya sejak 2005 tersebut.“Bahannya mudah didapat, kami tinggal mengolah dan memasarkannya saja,” kata pemilik UKM Jayanata ini. Bahan yang dimaksud antara lain, singkong, talas, pisang emas, pisang agung, pisang kapok, pisang rojo nongko dan pisang mawon.

Pisang mawon, adalah jenis pisang yang paling banyak dijumpai di desa ini, bahkan disebut-sebut sebagai pisang asli Tiris. Lantaran tak dijumpai di wilayah lain.Jika untuk olahan selain keripik pisang, rasanya sedikit kecut. Namun, ketika dijadikan keripik, pisang mawon yang paling enak.

Diceritakan Anisa, dulunya olahan keripik yang ada di desanya masih didominasi oleh produk dari luar desanya, seperti Lumajang, Kota Probolinggo, dan beberapa daerah lainnya. Sedangkan desanya sendiri yang memiliki sumberdaya alam malah tidak mengolahnya. Sehingga, timbul idenya untuk membuat olahan semacam itu, dengan bahan baku yang tersedia.

“Modalnya wajan sepuluh ribuan dan pisang rojo nongko seharga Rp 15 ribu setundun, saya mencoba membuat juga,” tuturnya. Usahanya berhasil, dari 70 tundun pisang rojo nongko, bisa dihasilkan satu kwintal keripik matang. Tiap kantong seberat 160 gram, ia jual lima ribu rupiah.
Usaha tersebut kemudian ditularkan ke tetangga sekitarnya. Hingga sekira7 industri semacam itu bermunculan. Namun sayangnya, beberapa pemilik olahan tersebut enggan mengurus ijin, baik dari Dinas Kesehatan, Dinas Perijinan dan dinas-dinas terkait. “Padahal mengurus ijinnya gratis,transportnya saja yang mbayar” kelakarnya.

Dengan adanya ijin tersebut, Anisa bisa memasarkan olahannya hingga ke Kota dan Kabupaten Probolinggo, serta beberapa kota lainnya. Saat ini, Tiap minggu ia mengirim olahannya ke salah satu swalayan di Desa Dringu. “Rutin setor tiap minggu ke swalayan, kalau habis lebih cepat saya pasti dihubungi,” imbuhnya.

Sedangkan menurut salah satu warga, yang bekerja lepas sebagai penggoreng atau pengupas pisang, Ny.Sani mengatakan, keberadaan industri semacam itu di desanya sangat menguntungkan. “Lumayanlah, sebagai penghasilan tambahan dari pada diam dirumah,” katanya kepada Kabar Probolinggo. Setidaknya, 10 hingga 15 orang terserap tenaganya ketika dalam industri ini saat pesanan ramai. Di kala sepi, jumlahnya menurun hingga 5 orang saja.

Selain olahan keripik, Desa Tiris juga menghasilkan kopi racik, kopi luwak dan buah-buahan,” kata Camat Tiris Sodiq. Namun, untuk potensi tersebut produksinya masih terbatas, belum di produksi massal seperti keripik pisang, talas dan singkong.(dc/fir

0 komentar Blogger 0 Facebook

Post a Comment

ΔΆ
Indonesia Online © Copyright 2015 - Blogger Indonesia Online . Powered by RobyWec (Aneka Hosting The New Era Blogger Based Directory)
Top