Sekarang siapa sih yang tidak kenal JAHE. Tanaman yang sangat populer di Indonesia, sekoteng, bandrek dan wedang adalah beberapa produk minuman yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Hampir setiap malam, terutama di daerah perkotaan, kita sering disapa oleh para penjual keliling minuman tersebut. Atau sekarang coba tengok kalau kita pergi ke mini market atau swalayan, selalu ada produk-produk dengan bahan dasar jahe yang mejeng rapi di rak-rak etalase.
Tidak secara
tiba-tiba pamor jahe ini begitu tenar, namun tanaman ini sudah sekian lama
diketahui manfaatnya oleh orang tua kita sejak dulu. Pemakaiannya begitu meluas
karena ternyata manfaatnya sangat banyak. Tidak hanya dipakai sebagai salah
satu bumbu pelengkap masakan saja, namun juga ternyata banyak pula digunakan
untuk tujuan di bidang kesehatan, terutama untuk jenis Jahe Merah.
Beberapa
manfaat dari
jahe di bidang kesehatan tersebut dapat saya sebutkan sebagai berikut :
- Sebagai obat herbal
- Sebagai antioksidan,
antiinflamasi, analgesik, antikarsinogenik (anti kanker), dan kardiotonik
(penguat fungsi jantung)
- Pencegah Obesitas
- Anti diare dan mual
- Anti hiperlipidemia (lemak
berlebih)
- Melancarkan aliran darah
- Obat untuk kolesterol
Faktor yang Memungkinkan Budidaya Jahe
Merah Menguntungkan
Mari kita
urai beberapa yang mungkin akan menjadi faktor menguntungkan atau mendukung
keberhasilan budidaya jahe merah
![]() |
Jahe Merah |
- Permintaan terhadap Jahe Merah
masih cukup tinggi, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar
negeri. Silahkan anda browsing dan searching mengenai permintaan
produk agro ini.
- Tanaman Jahe bisa tumbuh pada
ketinggian 0 – 2.000 m.dpl. sehingga cakupan tempat budidaya relatif luas.
- Teknis budidaya relatif mudah,
dengan menggunakan media tanam di dalam polybag ataupun karung bisa
dilakukan. Dengan demikian lahan yang dibutuhkan tidak perlu luas, kita
bisa memanfaatkan lahan di pekarangan atau halaman rumah yang tidak
produktif. Cara atau teknik budidaya pun sudah banyak tersedia dan banyak
dipraktekkan. Anda pun dapat melakukan budidaya jahe merah sistem organik
dengan mudah.
- Harga jual jahe merah menurut
perkembangan pasar saat ini memang tidak setinggi seperti tahun-tahun sebelumnya,
namun saya lihat masih memiliki nilai ekonomis. Apalagi bila dilakukan
pengolahan jahe menjadi produk turunan, misalnya serbuk jahe dan gula,
harganya tentu akan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibanding harga
jahe mentah .
- Belum begitu banyak yang
melakukan budidaya jahe, meskipun di beberapa daerah sudah menjadi
komoditi andalan, tengok misalnya di beberapa daerah di Sukabumi,
Tasikmalaya atau di daerah Brebes, tanaman ini menjadi salah satu komoditi
andalan daerah.
- Biaya yang harus dikeluarkan
relatif rendah. Kita hanya perlu menyediakan polybag atau karung, tanah,
pupuk, dan bibit serta biaya pemeliharaan yang tidak begitu besar, apalagi
bila dilakukan oleh kita sendiri.
Hambatan Budidaya Jahe Merah
- Kualitas jahe harus benar-benar
diperhatikan karena hal ini akan menentukan harga jual. Sekedar info,
kualitas jahe Indonesia masih di bawah negara lain (ga percaya ? browsing
dong…). Bagaimana cara mengatasinya ? Pola budidaya organik yang telah
dilakukan oleh beberapa mitra HCS terbukti dapat menanggulangi
masalah kualitas ini. Jadi tidak perlu khawatir, kita bisa sharing
koq…
- Serangan hama dan penyakit.
Serangan hama dan penyakit ini akan berhubungan dengan kualitas dan jumlah
hasil budidaya. Namun masalah penyakit dapat ditekan dan dicegah apabila
teknis budidaya kita mengikuti pola yang benar.
- Penjualan hasil budidaya. Hal
ini memang menjadi masalah klasik di Indonesia, hampir untuk semua
komoditi. Belum ada regulasi yang jelas mengenai sistem penjualan maupun
patokan harga. Tapi ga usah pusing, mengenai penjualan komoditas
jahe ini, mungkin anda bisa menjual langsung ke distributor, pasar,
industri jamu atau minuman, atau anda menjalin kerja sama dengan kelompok
tani jahe misalnya di Sukabumi, Tasikmalaya maupun Brebes yang sudah terlebih
dahulu mapan untuk ikut nebeng jual. Yang penting, kita harus
usahakan mendapatkan harga beli yang layak dan masih mempunyai nilai
ekonomis sedang-tinggi. Ironis memang, sebagai contoh, minggu kemarin saya
pergi belanja ke sebuah swalayan terkenal, iseng-iseng lihat harga jahe
gajah yang dijual Rp. 19.850,-/kg, kemudian iseng juga nelpon ke ‘pengepul
jahe’ yang ternyata menerima jahe gajah dengan harga beli Rp. 8.000,-
saja……hadduh
Teknis Budidaya Jahe Merah
Setelah
menimbang mengenai peluang dan kemungkinan hambatannya, mari kita pelajari
teknis budidaya tanaman yang satu ini agar kita sama-sama mendapat gambaran
umum yang lebih lengkap. Banyak pola tanam yang bisa kita terapkan, di
sini saya akan coba bahas teknis budidaya organik jahe merah menggunakan pola
HCS. Namun sebelumnya coba kita pelajari secara umum karakteristik
tanaman jahe berikut ini :
Syarat
tumbuh :
- Iklim : Tanaman jahe memerlukan curah hujan antara 2.500-4.000 mm/thn
- Pada umur 2,5 – 7 bulan perlu cukup sinar matahari. Artinya, tanaman ini harus berada di tempat terbuka agar cukup sinar matahari sepanjang hari
- Suhu udara yang optimal adalah 20 – 35 derajat Celcius
- Secara umum dapat tumbuh pada keasaman tanah dengan pH 4.3 – 7.4, kecuali untuk jenis Jahe Gajah pada pH 6.8 – 7.0
- Tumbuh baik pada tanah subur dan gembur, serta banyak mengandung humus
Persiapan Bibit atau Benih Jahe Merah
Kita dapat
melakukan penanaman dari bibit jahe merah yang sudah siap tanam atau sudah
bertunas antara 5-10 cm. Namun apabila tidak tersedia, kita dapat
menyemaikan bibit dari bentuk rimpang. Apabila menyemaikan sendiri,
perhatikan kualitas rimpang yang akan disemaikan. rimpang untuk
disemaikan haruslah berasal dari induk yang cukup tua umurnya, permukaan
rimpang mengkilat dan tidak cacat serta tidak terlihat ada bekas diserang hama.
1. Teknik Persiapan Rimpang
Rimpang yang
akan disemaikan (tentunya setelah diseleksi), dibersihkan dan kemudian dijemur
namun hati-hati jangan terlalu kering. kemudian…..
- Simpan selama 1 – 1.5 bulan.
- Patahkan rimpang dengan tangan,
yang mana setiap potongan tadi memiliki 3 – 5 mata tunas, kemudian dijemur
kembali selama 1/2 sampai 1 hari (lihat cuaca).
- Masukkan potongan rimpang
tersebut ke dalam karung
- Buat larutan PHEFOC HCS, dengan dosis : 1 tutup botol
PHEFOC dilarutkan ke dalam 14 liter air, kemudian ditambah 2 sendok makan
gula pasir, aduk sampai rata dan biarkan selama 15 menit.
- Potongan rimpang yang sudah
dalam karung kemudian dicelupkan ke dalam larutan PHEFOC selama 15 menit.
Angkat dan tiriskan. Tujuan perendaman dengan PHEFOC adalah agar bibit
terbebas dari patogen asal penyakit dan memiliki daya tahan lebih tinggi
untuk mendapat serangan penyakit, ya mirip di-immunisasi dulu lah…
- Selama menunggu proses
‘pe-nirisan’, buatlah larutan SOT HCS dengan dosis : 5 tutup botol
SOT dilarutkan ke dalam 14 liter air, dan ditambahkan pula 3 sendok makan
gula pasir. Aduk hingga rata dan biarkan selama 15 menit
- Setelah cukup ditiriskan, bakal
bibit tadi kemudian direndam selama kurang lebih 6 jam dalam larutan SOT
HCS yang telah dibuat tadi. Tujuan perendaman dengan SOT adalah agar
nantinya bibit dapat tumbuh dengan baik dan sehat terutama pada saat-saat
awal penanaman
- Setelah 6 jam, karung berisi
benih tersebut kemudian ditiriskan sampai kering. Dan benih sudah siap
untuk disemaikan.
2. Teknik Penyemaian Rimpang
Beberapa
cara dapat dilakukan untuk penyemaian bibit jahe dari rimpang ini. Dengan
menggunakan sistem kotak kayu atau dengan cara membuat bedengan. Kali ini
saya ulas penyemaian dengan memakai kotak kayu.
- Buat kotak kayu dengan ukuran
misalnya 50 x 100 cm dengan tinggi 10 cm. Bentuknya seperti nampan. Tahu nampan
kan ?
- Buat campuran tanah untuk media
semai dengan bahan campuran : tanah dan pupuk bokashi (lihat cara membuat Pupuk Bokashi), perbandingannya adalah tanah
: pupuk bokashi = 3 : 1
- Kemudian campuran tanah
tersebut masukkan ke dalam kotak dan disebar secara merata
- Benamkan potongan-potongan
rimpang jahe ke dalam tanah tersebut. Kemudian tutup tipis dengan tanah
atau daun kering
- Lakukan perawatan dengan cara
menyiram media semai tadi dengan air 2 kali sehari
- Waktu yang dibutuhkan untuk
penyemaian berkisar antara 2-4 minggu. Sabaar…
Teknik Penanaman Jahe
Teknik
penanaman jahe berikut yang saya pilih adalah dengan memanfaatkan media tanam
dalam polybag atau karung. Di sini saya memilih karung karena kebetulan
mudah diperoleh dan murah, meskipun katanya rada-rada rapuh kalau sudah lama,
tapi coba saja lah. Teknik memakai polybag atau karung ini banyak juga
yang menyebut sebagai cara budidaya tanaman vertikultur, artinya budidaya
tanaman secara vertikal atau bertingkat.
1. Alat dan Bahan
- Karung (disini saya memakai
ukuran 40 x 100 cm), jumlah terserah anda. Saat ini saya siapkan 100
karung
- Sekop atau cangkul, untuk
mengaduk
- Ember
- Pupuk Bokashi
- Tanah
2. Penanaman Bibit
- Buat campuran antara tanah dan
bokashi dengan perbandingan 3 : 1.
- Masukkan campuran tanah
tersebut ke dalam karung dengan ketinggian kurang lebih 15 cm atau 1/5
tinggi karung. Untuk memudahkan, sebelumnya tekuk dulu permukaan
karung bagian atas.
- Ambil rimpang jahe hasil
penyemaian, patah-patahkan rimpang jahe tersebut dengan tangan menjadi 2-3
ruas, yang mana setiap ruas minimal terdapat 2 mata tunas
- Bibit jahe kemudian ditanam 3-5
cm ke dalam tanah dalam karung tadi. Setiap karung dapat diisi
beberapa titik tanam, atur misalnya 2 – 3 titik tanam. Rata-rata sih
katanya kira-kira 200 gr bibit cukup untuk satu karung.
- Atur penyimpanan karung
posisinya lebih tinggi dari permukaan tanah. Buat kolom gundukan tanah
memanjang, setiap gundukan kolom bisa diisi 2-3 baris karung. Contoh
misalnya seperti pada foto di bawah ini :
3. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Jahe
Tahap
berikutnya adalah perawatan dan pemeliharaan tanaman. Kegiatan ini
meliputi penyiraman tanaman, pemberian pupuk dan penanggulangan penyakit
- Pada tahap awal, lakukan
penyiraman air secara teratur dan rutin pagi dan sore selama kurang lebih
seminggu, bertujuan agar tunas tidak kering dan layu
- Selanjutnya, penyiraman
dilakukan sehari sekali kecuali pada kondisi kemarau sebaiknya penyiraman
dilakukan dua kali
- Pada usia tanaman 2 – 4 minggu
lakukan penyemprotan atau penyiraman dengan fermentasi SOT.
Sebelumnya lakukan fermentasi larutan dengan dosis : 5 tutup botol SOT +
gula pasir 3 sdm + urine ternak 2 liter + feses ternak cair 2 liter.
Fermentasi dilakukan selama 24 jam, kemudian larutkan dalam 15 liter air.
Kemudian baru digunakan untuk menyemprot atau menyiram
- Penyemprotan dengan SOT bergantian dengan PHEFOC dengan interval 2-4 minggu
sekali
- Pada usia 2-3 bulan atau jika
terlihat keluar rimpang jahe ke permukaan, lakukan penimbunan dengan
campuran tanah dan bokashi (perbandingan tanah : bokashi tetap 3 : 1).
kurang lebih setinggi 10 cm
- Selalu lakukan penyiangan media
tanam dari hama berupa gulma/rumput agar tidak mengganggu pertumbuhan
rimpang
- Penimbunan dilakukan terus
secara berulang sampai tanaman jahe berusia sekitar 8 bulan atau
sampai karung terisi penuh dengan tanah
- Rata-rata usia optimal
penanaman jahe berkisar antara 8 – 10 bulan, ditandai dengan mulai
mengeringnya daun
- Dengan pola tanam seperti ini,
diharapkan hasil panen jahe per karung mencapai minimal 10 kg
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
yang paling sering menyerang tanaman jahe adalah kepik, ulat penggesek akar dan
kumbang. Sedangkan penyakit berupa penyakit layu bakteri, busuk rimpang, dan
bercak daun. Untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jahe merah
ini, saya akan coba share dan ulas agak detail nanti di tulisan berikutnya….
Analisa Ekonomi Budidaya Tanaman Jahe merah
Analisa ini
saya lakukan secara praktis berdasarkan rencana penanaman pada 100 karung media
tanam. Yang diperhitungkan adalah total biaya yang dikeluarkan meliputi
modal awal dan biaya pemeliharaan dibandingkan dengan target pemasukan uang
berdasarkan hasil penjualan tanaman jahe.
1. Biaya yang saya keluarkan meliputi :
- Karung : 100 karung x Rp. 600,- =
Rp. 60.000,-
- Pupuk Bokashi : = Rp. 50.000,-Karena saya belum mempunyai
limbah ternak sendiri, jadi terpaksa saya beli dulu kotoran ternak.
- Bibit Jahe : 100 karung x Rp. 1.000 = Rp.100.000,-
- Pupuk SOT dan
PHEFOC = Rp.250.000,-
- Ongkos kerja : Gratis, kerjain aja
dulu sendiri. Kalaupun minta bantuan, mungkin cukup keluar uang
Rp.100.000 untuk pengerjaan membuat campuran tanah dan memasukkan ke dalam
karung
- Lain-lain atau tidak terduga = Rp.500.000,-
- TOTAL Biaya yang sudah dan akan saya keluarkan = Rp. 960.000,-
2. Hasil Penjualan Jahe Merah
Berdasarkan
pengalaman di tempat lain dan informasi dari petani jahe merah yang sudah
berjalan. Rata-rata hasil panen jahe merah per karung atau polybag dengan cara
di atas dapat mencapai 10-15 kg/karung. Bahkan ada diantara salah seorang
mitra HCS dapat mencapai produksi 20 kg/karung. Di sini, saya berandai-andai
panen per karung anggap saja hanya mencapai 5 kg/karung. Jadi perkiraan
total hasil panen 100 karung x 5 kg = 500 kg
Harga per kg
Jahe Merah memang fluktuatif dikisaran Rp.10.000 – Rp.15.000,- tergantung
pembeli dan kualitas tentunya. Saya berandai lagi di sini, harga jual
yang akan saya peroleh anggap saja rendah yaitu Rp. 6.000,-/kg (berdasar
informasi pengepul minimal Rp.8.000,-/kg).
- Hasil penjualan : 500 kg x Rp.
6.000 = Rp. 3.000.000,-
Keuntungan atau laba : Rp. 3.000.000,- – Rp. 960.000,-
= Rp. 2.040.000,-
Parameter
kelayakan usaha : B/C rasio : 3.125, atau anggap saja
jelek-jeleknya di 2.0
B/C ratio
menunjukkan angka di atas 1, ini menandakan usaha budidaya jahe merah
masih termasuk layak.
Gambaran Peluang Usaha
Menurut
analisa secara umum di atas, budidaya tanaman jahe merah dengan sistem organik
HCS masih layak untuk dilakukan (Benefit Cost ratio 3.125). Karena masih layak,
saya sekarang sedang merintis untuk membuktikan aplikasinya langsung, ya semoga
saja lancar…
Rencana saya
malah akan melakukan penanaman setiap bulan sekali. Kenapa akan saya lakukan
seperti itu ? Karena nantinya mulai pada 8 – 10 bulan mendatang, saya berharap
bisa panen Jahe setiap bulan. Artinya, mudah-mudahan setiap bulan saya akan
mendapat tambahan pemasukan uang minimal Rp. 2.040.000,-/bulan.
Apabila
prospeknya stabil dengan trend yang bagus, kemungkinan saya akan
menambah jumlah media tanam lebih dari 100 karung, why not ? Kalau
per karung butuh lahan 1 meter persegi, maka saya akan butuh minimal total 800
meter persegi. Masih kurang lahan ? Mungkin saya akan coba pola
penyimpanan media tanam bertingkat. Why not II ?
Targetnya adalah meningkatkan jumlah hasil panen per karungnya, dengan demikian
meskipun harga relatif tetap, saya akan mendapat keuntungan lebih dari jumlah
panen yang meningkat. Dan bagi anda yang memiliki lahan 1 (satu) are atau
bahkan berhektar-hektar silahkan anda hitung sendiri potensi yang dapat
dihasilkan.
Jadi,
bagaimana menurut anda ? Menanam Jahe Merah Mungkinkah Jadi Milyuner ?
Jawaban saya
sih mungkin saja, sejauh kita berani bekerja keras dan berusaha. Untuk tahap
awal, tidak apa-apa lah saya rela jadi Jutawan dulu….hehe.
Next, bukan hal yang tidak mungkin saya jadi seorang Milyuner
sukses dari budidaya Jahe Merah !!
Sumber : Organic.com
0 komentar Blogger 0 Facebook
Post a Comment