""Kita Belum Hidup Dalam Sinar Bulan Purnama , Kita Masih Hidup Di Masa Pancaroba , Tetaplah Bersemangat Elang Rajawali" ( Indonesia Raya - Indonesia Merdeka ) PERNIKAHAN SEDERHANA - Indonesia Online

PERNIKAHAN SEDERHANA


OLEH : H.A. BUDIONO, SH.CN
  
Ketika Rasulullah Muhammad SAW menikahkan Fatimah dengan Ali, beliau mengundang Abu Bakar, Umar dan Ussamah untuk membawakan “persiapan” Fatimah. Mereka bertanya-tanya apa gerangan yang dipersiapkan Rasulullah untuk kehidupan putri tersayangnya yang akan dinikahkan dengan sepupu beliau tercinta yang akan diikat dalam mahligai rumah tangga itu ?. ternyata setelah dilihat para sahabat tadi bekal yang dipersiapkan Rasulullah untuk putrid tercintanya hanyalah penggilingan gandum (gilisen), kulit binatang yang telah disamak (untuk alas tempat tidur), qirbah (tempat air terbuat dari kulit yang digunakan sebagai tempat minum dan untuk wudlu) dan sebuah piring
Mengetahui hal itu Abu Bakar menangis. “Ya, Rasulullah, inikah persiapan untuk Fatimah ?” kata Abu Bakar terguguk. Rasulullah Muhammad SAW pun menenangkannya : “Wahai Abu Bakar jangan kau bersedih melihat apa yang aku bekalkan untuk pernikahan Fatimah, bekal ini sudah cukup bagi orang yang menempuh hidup di dunia.
Fatimah, sang pengantin itu, kemudian keluar rumah dengan memakai pakaian yang cukup bagus tak ada perhiasan, apa lagi pernik-pernik pengantin yang mahal. Setelah menikah Fatimah senantiasa menggiling gandum dengan tangannya, membaca Al-Qur’an dengan lidahnya menafsirkan kitab suci dengan hatinya dan menangis dengan matanya. Namun dalam kesederhanaan dalam menempuh hidup ini dari wanita mulia itu lahir ulama’-ulama’ ulung yang menjadi rujukan seluruh imam, termasuk imam Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hambali kesucian tangan, mata dan hati telah menjadikannya sebagai keluarga yang selalu mendapat rahmat dan barokah Allah SWT.
Di era modern ini dunia sudah berbalik 1800 . Nilai-nilai sacral pernikahan sudah tergerus oleh hangar bingar kemewahan sebuah pesta pernikahan. Bahkan di media massa pernah ditulis adaseorang gadis mati bunuh diri karena tidak dipenuhi kemauannya untuk menikah dengan pujaan hatinya dengan pesta pora yang meriah. Orang tua si gadis memilih pernikahan sederhana tetapi mempunyai makna. Si gadis karena kemauannya tidak diikuti nekat bunuh diri dengan minum baygon, untung jiwanya masih terselamatkan seandainya tidak terselamatkan niscaya dia akan menjadi penghuni neraka untuk selamanya. Allah SWT mengaharamkan surga untuk orang yang mati bunuh diri ….. Naudzubillah min dzalik !.
 Keadaan pesta pernikahan putri Rasulullah itu menggambarkan kepada kita betapa kesederhanaan telah menjadi darah daging kehidupan Rasulullah. Bahkan ketika “pesta pernikahan” putrinya tersayang yang selayaknya dilaksanakan dengan pesta yang sangat sederhana. “kemegahan” hidup dalam ukuran Rasulullah bukanlah diaplikasikan dengan pamer harta benda yang menyilaukan, padahal jika Rasulullah berkeinginan gunung uhud pun dapat dimohonkan kepada Allah SWT untuk menjadi emas. Tapi sebaliknya Rasulullah menunjukkan kemegahan hidup itu justru adalah pada hidup sederhana dan sifat qana’ah, yang merupakan cermin kekayaan hakiki, yaitu kakayaan jiwa. Sabda beliau “kekayaan yang sejati adalah kekayaan iman yang tercermin dalam sifat qana’ah” .
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita melihat pesta pora pernikahan yang diselenggarakan dengan berbagai pernik kemewahan, justru tidak berujung pada kebahagiaan pasangan suami-istri. Kawin cerai merupakan hal yang biasa untuk pasangan yang baru menikah seumur jagung, karena dalam proses perkawinan mereka tidak ada rahmah dan keberkahan dari Allah SWT yang mengiringi, melainkan keborosan dan kemubadziran yang sangat dibenci Allah SWT telah terjadi . 

Hal yang lebih fatal lagi, berbagai kesalahan telah dilakukan dalam pesta pora pernikahan pada saat ini. Kebiasaan berpesta dengan metode hidangan “Standing Party” atau lebih dikenal makan sambil berdiri, sambil mengobrol kanan-kiri dengan para kolega adalah perbuatan kaum jahiliyah yang tidak perlu kita ikuti. Rasullullah mengajarkan kepada kita bagaimana akhlaq kita ketika makan menikmati rizqi yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT. Rasulullah sangat melarang orang yang makan sambil berdiri. Larangan terhadap minum dan makan ssambil berdiri sebagaimana hadits shohih :

1.      Yang Artinya :

Dari sahabat Qotadah, dari sahabat Anas, dari Rasulullah SAW, bahwa ia melarang seseorang minum sambil berdiri. Tanya Qotadah : “Bagaimana dengan makan ?”

Rasulullah SAW menjawab :”Perbuatan itu lebih buruk atau lebih keji lagi !”

(Hadits riwayat Muslim) 

2.     Yang Artinya :

Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Nabi SAW mencegah minum sambil berdiri. Dan menurut satu riwayat, bahwa Nabi SAW melarang minum sambil berdiri. 

3.      Bahkan pada sebagian riwayat dinyatakan bahwa beliau (Rasullullah SAW) menyuruh orang yang minum sambil berdiri untuk memuntahkan apa yang telah diminumnya. Mungkin kita dapat mengetahui hikmah tersembunyi dibalik lararangan itu, bahwa tidak jarang pula makan dan minum sambil berdiri dapat menyebabkan buruknya bagi kesehatan terutama tertangganggu atau  mempercepat rusaknya fungsi hati.   

0 komentar Blogger 0 Facebook

Post a Comment

ΔΆ
Indonesia Online © Copyright 2015 - Blogger Indonesia Online . Powered by RobyWec (Aneka Hosting The New Era Blogger Based Directory)
Top